True Beauty merupakan drama Korea yang mengisahkan seorang gadis yang bernama Lim Ju Kyung, yang mengalami masa-masa sulit di sekolahnya. Sebelum akhirnya ia pindah ke sekolah yang baru.
Perlakuan teman-teman di sekolahnya yang lama, membuatnya tidak tahan dan memutuskan untuk pindah sekolah, alasan ia di-bully oleh teman-temannya adalah karena memiliki wajah yang dianggap jelek dan pantas untuk diintimidasi.
Saking frustrasinya, Lim Ju Kyung mencoba melakukan upaya bunuh diri karena sudah merasa frustrasi dengan hidupnya. Sebelum akhirnya, ia diselamatkan oleh seorang pria yang bernama Lee Suho. Alasan ia menolong Lim Ju Kyung adalah karena ia memiliki trauma atas sahabatnya yang meninggal karena bunuh diri.
Sebelum pindah ke sekolahnya yang baru, Lim Ju Kyung yang senang menonton tutorial make up, mencoba untuk merias wajahnya.
Ketika ia pindah ke Sekolah Saebom, ia "menggunakan" wajah baru dan menjadi benar-benar berbeda dari yang sebelumnya. Ketika hari pertama masuk ke Sekolah Saebom, ia mendapatkan sambutan hangat dari teman-temannya di Saebom.
Ternyata, Lim Ju Kyung bertemu kembali dengan Lee Suho yang ternyata juga sekolah di Saebom. Walaupun, Lee Suho awalnya tidak sadar kalau wanita yang di hadapannya adalah Lim Ju Kyung karena wajahnya ditutupi oleh make up.
Kisah cintanya mulai sedikit rumit ketika berhadapan dengan Lee Suho dan Han Seojun yang keduanya merupakan bintang di Saebom. Keduanya memiliki perasaan yang sama dengan Ju Kyung, walaupun nantinya mereka akan mengetahui wajah asli Lim Ju Kyung.
Bagi penulis, plot yang ditawarkan di dalam film ini sedikit sulit ditebak, banyak plot twist. Menarik untuk ditonton.
Terlepas dari sinematografi, teknik pengambil perspektif dan lainnya, bagi penulis, cukup banyak ibrah atau pelajaran yang bisa diambil dari drama ini.
1. Standar Kecantikan
Seperti yang sudah dijelaskan di artikel yang sebelumnya (tentang standar ketampanan), bahwasanya ketampanan dan kecantikan adalah sesuatu yang relatif, benar-benar relatif.
Ia adalah akumulasi informasi yang ada di benak masing-masing kita dan masyarakat, sehingga standarnya bisa dibuat sendiri, menyesuaikan strutkur masyarakatnya. Untuk lebih lengkapnya, bisa baca artikel tentang "Standar Ketampanan".
2. Bullying
Sampai saat ini, penulis sangat tidak habis pikir dengan orang-orang yang melakukan bullying kepada orang lain, mulai dari menghina fisik hingga melakukan intimidasi secara fisik.
Padahal tubuh yang kita miliki ini adalah milik Allah subhana wa ta'ala, kita hanya dititipkan saja. Artinya, menghina fisik orang lain sama saja dengan menghina ciptaan Allah subhana wa ta'ala.
Bahkan di beberapa kondisi, orang-orang yang memiliki fisik yang dianggap tidak sesuai standar, kerap mendapatkan perlakuan tidak setara, bahkan mendapat kekerasan verbal maupun fisik.
Standar konyol seperti ini perlu kita ubah bersama, agar tidak ada lagi individu ataupun kelompok yang mendapatkan diskriminasi hanya karena memiliki fisik yang dianggap tidak sesuai dengan standar bodoh yang dibuat oleh masyarakat.
3. Mental illness
Diceritakan di drama True Beauty, Lim Ju Kyung mengalami masa-masa sulitnya ketika harus bertemu teman-temannya yang lama. Luka traumatis itu harus ia pendam sekian lama. Walaupun, pada akhirnya ia memutuskan untuk melawannya dengan penuh percaya diri.
Terkadang ucapan yang kita anggap sepele, apa lagi menyangkut fisik orang lain, kita anggap tidak akan menyakiti orang lain. Mungkin bahkan, kita berlindung di kalimat konyol "gitu aja baper!".
Apa kita ingin, tertahan di pintu surga karena ada orang-orang yang tidak ridho dengan perlakuan dan ucapan kita? Tentu tidak, bukan?
4. Perintah bersosialisasi dengan suku manapun
Budaya-budaya diskriminasi fisik perlu kita perbaiki, kita harus benar-benar bisa mengukur sejauh mana kita bersikap dan berucap.
Beberapa kejadian rasisme di berbagai belahan dunia sudah menjadi bukti. Ujung dari sikap diskriminasi fisik ataupun bahkan rasis akan membentuk akumulasi sentimen, dan berlanjut menjadi konflik konfrontasi. Tentu, kita tidak ingin hal-hal semacam ini terjadi di sekitar kita.
Bahkan Allah subhana wa ta'ala dalam surat Al-Hujurat ayat 13 berfirman:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Mulailah untuk merubah mindset kita dari yang tadinya melihat segala sesuatunya dari yang tampak (fisik) kepada sesuatu yang tidak tampak, namun memiliki pengaruh yang besar bagi peradaban manusia (metafisik).
Jadi, kamu tim Suho atau Seojun?
Perlakuan teman-teman di sekolahnya yang lama, membuatnya tidak tahan dan memutuskan untuk pindah sekolah, alasan ia di-bully oleh teman-temannya adalah karena memiliki wajah yang dianggap jelek dan pantas untuk diintimidasi.
Saking frustrasinya, Lim Ju Kyung mencoba melakukan upaya bunuh diri karena sudah merasa frustrasi dengan hidupnya. Sebelum akhirnya, ia diselamatkan oleh seorang pria yang bernama Lee Suho. Alasan ia menolong Lim Ju Kyung adalah karena ia memiliki trauma atas sahabatnya yang meninggal karena bunuh diri.
Sebelum pindah ke sekolahnya yang baru, Lim Ju Kyung yang senang menonton tutorial make up, mencoba untuk merias wajahnya.
Ketika ia pindah ke Sekolah Saebom, ia "menggunakan" wajah baru dan menjadi benar-benar berbeda dari yang sebelumnya. Ketika hari pertama masuk ke Sekolah Saebom, ia mendapatkan sambutan hangat dari teman-temannya di Saebom.
Ternyata, Lim Ju Kyung bertemu kembali dengan Lee Suho yang ternyata juga sekolah di Saebom. Walaupun, Lee Suho awalnya tidak sadar kalau wanita yang di hadapannya adalah Lim Ju Kyung karena wajahnya ditutupi oleh make up.
Kisah cintanya mulai sedikit rumit ketika berhadapan dengan Lee Suho dan Han Seojun yang keduanya merupakan bintang di Saebom. Keduanya memiliki perasaan yang sama dengan Ju Kyung, walaupun nantinya mereka akan mengetahui wajah asli Lim Ju Kyung.
Bagi penulis, plot yang ditawarkan di dalam film ini sedikit sulit ditebak, banyak plot twist. Menarik untuk ditonton.
Terlepas dari sinematografi, teknik pengambil perspektif dan lainnya, bagi penulis, cukup banyak ibrah atau pelajaran yang bisa diambil dari drama ini.
1. Standar Kecantikan
Seperti yang sudah dijelaskan di artikel yang sebelumnya (tentang standar ketampanan), bahwasanya ketampanan dan kecantikan adalah sesuatu yang relatif, benar-benar relatif.
Ia adalah akumulasi informasi yang ada di benak masing-masing kita dan masyarakat, sehingga standarnya bisa dibuat sendiri, menyesuaikan strutkur masyarakatnya. Untuk lebih lengkapnya, bisa baca artikel tentang "Standar Ketampanan".
2. Bullying
Sampai saat ini, penulis sangat tidak habis pikir dengan orang-orang yang melakukan bullying kepada orang lain, mulai dari menghina fisik hingga melakukan intimidasi secara fisik.
Padahal tubuh yang kita miliki ini adalah milik Allah subhana wa ta'ala, kita hanya dititipkan saja. Artinya, menghina fisik orang lain sama saja dengan menghina ciptaan Allah subhana wa ta'ala.
Bahkan di beberapa kondisi, orang-orang yang memiliki fisik yang dianggap tidak sesuai standar, kerap mendapatkan perlakuan tidak setara, bahkan mendapat kekerasan verbal maupun fisik.
Standar konyol seperti ini perlu kita ubah bersama, agar tidak ada lagi individu ataupun kelompok yang mendapatkan diskriminasi hanya karena memiliki fisik yang dianggap tidak sesuai dengan standar bodoh yang dibuat oleh masyarakat.
3. Mental illness
Diceritakan di drama True Beauty, Lim Ju Kyung mengalami masa-masa sulitnya ketika harus bertemu teman-temannya yang lama. Luka traumatis itu harus ia pendam sekian lama. Walaupun, pada akhirnya ia memutuskan untuk melawannya dengan penuh percaya diri.
Terkadang ucapan yang kita anggap sepele, apa lagi menyangkut fisik orang lain, kita anggap tidak akan menyakiti orang lain. Mungkin bahkan, kita berlindung di kalimat konyol "gitu aja baper!".
Apa kita ingin, tertahan di pintu surga karena ada orang-orang yang tidak ridho dengan perlakuan dan ucapan kita? Tentu tidak, bukan?
4. Perintah bersosialisasi dengan suku manapun
Budaya-budaya diskriminasi fisik perlu kita perbaiki, kita harus benar-benar bisa mengukur sejauh mana kita bersikap dan berucap.
Beberapa kejadian rasisme di berbagai belahan dunia sudah menjadi bukti. Ujung dari sikap diskriminasi fisik ataupun bahkan rasis akan membentuk akumulasi sentimen, dan berlanjut menjadi konflik konfrontasi. Tentu, kita tidak ingin hal-hal semacam ini terjadi di sekitar kita.
Bahkan Allah subhana wa ta'ala dalam surat Al-Hujurat ayat 13 berfirman:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Mulailah untuk merubah mindset kita dari yang tadinya melihat segala sesuatunya dari yang tampak (fisik) kepada sesuatu yang tidak tampak, namun memiliki pengaruh yang besar bagi peradaban manusia (metafisik).
Jadi, kamu tim Suho atau Seojun?
Wah baru tau ada film ini, next lah di coba cari film nya.
BalasHapusSepertinya bullying sudah biasa dilakukan oleh anak muda masa kini, termasuk saya perna h mengalaminya dulu ketika Smp. Entah apa yang ada dipikirkan mereka ketika membully seseorang mungkin mereka merasa lebih hebat ketika selesai membully seseorang. Semoga tidak semakin banyak korban bully.
Wah, kakak hebat ya. Tetap bertahan apapun kondisinya dan menjadi orang hebat seperti sekarang :)
HapusSemangat selalu kak!
Ohiya, True Beauty merupakan drama Korea yang memiliki 16 episode dan masing-masing episodenya berdurasi kurang lebih 1 jam. Walaupun begitu, filmnya seru banget karena genre-nya adalah romantic-comedy :D
Waah, Lim Ju Kyung ternyata seorang ukhti hijabers yaak haha
BalasHapusHijrah kak :D
HapusDrakor pun ikut-ikutan budaya Arab #ups ðŸ¤
HapusDrakor Arab :D
HapusKalo saya tim Han Seo Jun :)) Potek hatinya hihii...
BalasHapusStandar kecantikan dan ketampanan ini yg emang harus dibenerin sih, minimal dari suguhan iklan dulu.... dari dulu iklan kecantikan selalu menyajikan kulit putih apalagi sekarang agak ke-Korea-an. Walau saya suka artis Korea, tapi kalau untuk iklan di Indonesia tuh gimana gitu ya. Apalagi Indonesia kan berbagai macam bentuk wajah dan kulit, nggak cuma sipit dan putih. Baru-baru ini ada brand lokal yang mendobrak stigma itu, bahkan menggandeng model down syndrome. Patut diapresiasi :)
Wah, opininya bagus banget kak!
HapusMakanya sekarang mulai banyak produk yang beralih dari mengganti nomenklatur "memutihkan" dengan "mencerahkan", karena "mencerahkan" dianggap lebih berhubungan dengan kebersihan dan kesegaran. Semoga stigma-stigma negatif tentang standar kecantikan bisa dihilangkan secara perlahan dari masyarakat.